Yayasan Sekolah Tunas Agung Kini Pegang Kendali, Disnaker Kab.Tangerang Nurjanah: PKWT Tidak Sesuai dan Manipulasi Data BPJS
Tangerang - jejakwarta.com , Awak media merasa kecewa dengan sikap tidak koperaktifnya salah satu yang mengaku sebagai cucu pemilik Yayasan Sekolah Tunas Agung, yang di mana saat awak media ingin bertemu dengan kepala sekolah, cucu dari Yayasan sekolah Tunas Agung tersebut mengatakan kepala sekolah tidak ada di tempat. Selasa (22/08/2023).
Kedatangan awak media ke sekolah tersebut ingin mengkonfirmasi terkait adanya laporan dari beberapa Guru Honorer yang merasa terzolimi oleh pihak sekolah tersebut, pasalnya sekolah tersebut di duga memanipulasi data BPJS.
"Saya di daftarkan BPJS tenaga kerja dengan gaji 4jt lebih namun saya hanya menerima uang gaji bulanan saya 2.6jt dan mereka memberikan gaji saya selalu cash dan saya memiliki bukti nya,"ujar Va(inisial)
Bukan hanya itu saja beberapa guru yang tidak di perpanjang kontrak nya juga mengalami hal yang serupa, bahkan ada di dalam surat kontrak yang mereka buat sendiri dugaan ada beberapa pelanggaran.
"Bahkan salah satu guru senior mengatakan sudah mengajar di sekolah tersebut kurang lebih 12,5 tahun itu pun tidak pernah guru senior tersebut di daftarkan Dapodik, bahkan sempat guru senior tersebut mengatakan bahwa kepala sekolah yayasan tersebut adalah mantan muridnya yang hanya lulusan S.kom, dan di duga tidak memiliki NUKES( NO INDUK KEPALA SEKOLAH ) yang di mana adalah salah satu syarat yang harus di ikuti oleh calon kepala sekolah.
Menanggapi temuan tersebut awak media langsung bergerak ke Disnaker Kabupaten Tangerang, yang di mana bertemu dengan Ibu Nurjanah dan di terima baik oleh beliau.
Bahkan beliau pun sangat menyayangkan tindakan Yayasan sekolah tunas agung tersebut yang di mana , beliau melihat berkas kronologis dan surat kontrak kerja nya sangat merugikan para guru honorer.
"Ini jelas tidak di benarkan dari PKWT yang tidak sesuai bahkan manipulasi data BPJS juga ada, dulu pernah ada yang melaporkan sekolah tersebut namun tidak ada kelanjutannya sampai saat ini, nah ini baru muncul lagi," ujar Ibu Nurjanah.
"Begini pak sampaikan kepada korban semua kami akan bantu atau kalau di perlukan bisa pakai lowyer kami,"tambahnya.
Sekolah yang di kunjungi awak media tersebut kalau di pantau dari depan dengan memiliki gerbang seperti pabrik yang tertutup rapat membuat para awak media kesulitan untuk masuk kedalam di karenakan, tidak adanya satpam yang menjaga sekolah tersebut.
"Oh sekolah kami tidak memakai jasa keamanan (satpam)," kata cucu sekolah yayasan tersebut.
Di duga sekolah tersebut juga tidak memiliki guru Bimbingan Konseling (BK) yang di mana sekolah sangat membutuhkan guru tersebut untuk membantu para murid baik dalam permasalahan pribadi maupun umum.
Pernah terjadi salah satu siswi kelas 9 melakukan asusila pada dirinya sendiri dan menyebar video tersebut kesemua teman di sekolahnya, saat di konfirmasi temuan tersebut kepada kepala sekolah, kepala sekolah memanggil siswa siswinya yang menerima video tersebut agar di hapus, dan mengancam akan memenjarakan murid yang menyebar video tersebut.
"Awalnya tegas akan memberikan sangsi berat kepada siswi tersebut, ketika keluarga siswi tersebut datang jadi melempem tidak ada kabar beritanya bahkan siswi tersebut lanjut sekolah,"ujar VA
Awak media akan melanjutkan temuan ini ke Dinas Dinas terkait untuk segera memberikan teguran dan tindakan kepada sekolah yayasan tersebut, yang di mana sekolah yang sudah Terakreditas A di duga banyak kekurangan di dalam nya.
Korban inisial P pun mengatakan kami semua bingung kepada siapa mengadu sedangkan kami sudah tidak memiliki apa apa untuk membayar pengacara untuk mengurus permasalahan ini,"kata P
"Kami berharap dengan adanya media KEMENDIKBUD dapat ikut andil dalam menangani kasus kami, yang di mana kami memang benar benar di rugikan oleh sekolah swasta tersebut," tutup P (inisial)
( tim red )
Post a Comment